Senin, 30 Maret 2015

HUBUNGAN BUDAYA DAN SASTRA



Dalam pembuatan tugas kali ini, saya disuruh untuk menganalisis dan mempelajari hubungan antara budaya dan sastra. Kita tahu bahwa budaya dan sastra merupakan satu kesatuan yang saling berikatan, tidak bisa dipisahkan. Timbal baliknya pun sangat banyak manfaat bagi orang banyak. Dan dalam hal ini masyarakat adalah elemen terpenting untuk menciptakan suatu budaya atau sastra yang baik.

1. Pengertian Budaya
    Menurut Wikipedia, Budaya atau Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari bahasa Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan, menurut KBBI Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yan cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.

Dalam kehidupan bermasyarakat, saat interaksi antar manusia, individu atau kelompok, disitu pasti ada budaya. Budaya bagi masyarakat Indonesia sangat melekat, budaya dari daerah asalnya atau turun-temurun keluarganya. Budaya di Indonesia sangat beragam, merupakan kebudayaan nasional maupun lokal. Indonesia sendiri terkenal dengan budaya orang-orangnya yang ramah, sopan dan baik. Dan inilah yang seharusnya kita pertahankan sampai kapanpun. Tidak hanya budaya yang ada di Indonesia, keanekaragaman budaya dunia pun sangat banyak dan beragam, yang meliputi Ras, Ekonomi, maupun Politik.

Keanekaragaman penduduk dunia merupakan suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama dan ideologi. Dalam hal berbudaya pasti ada dampak buruknya, tapi itu bisa dihindari dengan cara meningkatkan semangat religius, semangat nasionalisme, semangat pluralisme, humanisme, dan membangun komunikasi antar masyarakat dengan tujuan yang baik.

2. Pengertian Sastra

Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar sas- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesustraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. (Wikipedia)
Yang termasuk kategori sastra antara lain :
a. Novel
b. Cerita/Cerpen
c. Syair
d. Pantun
e. Drama
f. Lukisan

Yang agak biasa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu pada sesuai definisinya sebagai sekedar teks. Sedangkan sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Disini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

3. Kesimpulan
Sastra melambangkan perungkapan keindahan, yang menyangkut seni dan ini tidak terlepas dari budaya itu sendiri, sedangkan budaya adalah identitas bagi suatu makhluk hidup, jadi hubungan antara budaya dan sastra sangat erat dan kuat, dengan banyak kerterikatan keduanya bisa menciptakan keharmonisan kehidupan masyarakat Indonesia maupun dunia. Selain itu juga sastra dan budaya dapat menghasilkan karya seni yang banyak dan indah. Tetapi sekarang ini banyak budaya baru yang dapat merusak dan menghancurkan keapikan budaya asalnya yang didapatkan dari keluarganya. Jika kita hidup di Indonesia yang terkenal dengan buaya ketimurannya yang sopan, ramah, kalem, dan baik kita harus bisa mempertahankan dan memperlihatkan identitas kita sendiri. Jangan terganggu oleh budaya asing yang masuk kedalam kehidupan berkebudayaan kita. Jadi intinya, mari kita jaga budaya kita sendiri agar tidak semakin terkikis dengan datangnya budaya baru, selain itu kita harus bisa menjaga karya-karya khas nusantara dengan cara melestarikanya. Dan yang tidak kalah penting adalah menghargai perbedaan.

(Sumber Referesi : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/sastra
https://asemmanis.wordpress.com)

Senin, 23 Maret 2015

PENGERTIAN HAM DAN CONTOH KASUS PELANGGARANNYA


1. Pengertian HAM

Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. Sedangkan hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.

2. Pelanggaran HAM

Kasus-Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia, menurut Pasal 1 Ayat 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Dengan demikian pelanggaran HAM merupakan tindakan pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh individu maupun oleh institusi negara atau institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan rasional yang menjadi pijakanya.

3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM


Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) disebabkan oleh faktor – faktor berikut : 

Faktor internal , yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari  diri pelaku pelanggar HAM, diantaranya adalah: 
  • Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri. Sikap ini akan menyebaabkan seseorang untuk selalu menuntutkan haknya, sementara kewajibabannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyi sikap seperti ini, akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapan melanggar hak orang lain.
  • Rendahnya kesadaran HAM. Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak asasi yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu itu berakibat muncul perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak asasi manusia.
  • Sikap tidak toleran. Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.

Faktor eksternal, yaitu faktor – faktor di luar diri manusia yang mendorong seorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, diantaranya sebagai berikut:
  • Penyalahgunaan kekuasaan. Di Masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di masyarakat.
  • Ketidaktegasan aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran HAM, tentu saja akan mendorong timbulya pelanggaran HAM lainnya.
  • Penyalahgunaan teknologi. Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi bisa juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan.
  • Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi. Kesenjangan menggambarkan telah terjadinya ketidakseimbangan yang mencolok didalam kehidupan masyarakat.
4. Contoh Kasus Pelanggaran HAM

KASUS TRISAKTI

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Seorang mahasiswi tergeletak di jalan setelah pecah bentrokan antara petugas keamanan dan para mahasiswa Universitas Trisakti dalam unjuk keprihatinan di depan Kampus Universitas Trisakti, Jakarta, Selasa (12/5/1998) petang]]
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju gedung DPR/MPR pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri–militer datang kemudian.
Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri. Akhirnya, pada pukul 17.15 para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan.
Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras. Satuan pengamanan yang berada dilokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam serta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Styer dan SS-1 .
Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam   kritis serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan dada.
Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Inilah sekilas dari apa yang telah terjadi 12 Mei 1998 di Jakarta yang mewakili apa yang terjadi di Indonesia. Tragedi Trisakti sangat terkenal, disini para mahasiswa menjadi korban akan rezim Soeharto. Dalam penertiban aksi unjuk rasa ini ternyata para aparat keamanan tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Penemuan 4 mayat sebagai korban aksi ini memecah emosi mahasiswa dan masyarakat. Aparat keamanan melanggar hak asasi dari para mahasiswa.
Pelanggaran hak asasi yang tejadi yaitu para pemerintah dan para aparat keamanan merebut hak mereka untuk beraspirasi, menyuarakan pendapat mereka. Para mahasiswa itu menuntut agar Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI, turun dari jabatannya. Mengapa? Ternyata Soeharto  pemerintahannya secara diktator, hak-hak masyarakat tidak diakui, krisis moneter yang menjadi akibat dari perbuatannya, dan masih banyak keburukan lain dari pemerintahannya. Yang kedua adalah hak keempat mahasiswa untuk memperoleh pendidikan yang layak juga telah diambil bersama dengan hak hidup mereka.
Suatu kekejian yang dilakukan oleh pemerintah melalui aparat keamanan yang ada saat itu. Mahasiswa yang saat itu hanya ingin menyuarakan aspirasi mereka akan apa yang terjadi di negara mereka dan menyampaikan apa yang menjadi keinginan mereka dan bangsa Indonesia ternyata harus mendapat tindakan “penertiban” dari aparat keamanan. Kekerasan yang terjadi menjadi suatu keprihatinan bangsa, kekecewaan rakyat terhadap respon dan tindakan pemerintah. Katanya Indonesia adalah Negara yang adil dan merdeka, namun apa yang terjadi? Saat generasi mudanya ingin mengkritisi negaranya sendiri ternyata mereka dicegah, dipukul, disiksa, kampus mereka dilempari gas airmata, peluru karet ditembakkan, dan tewasnya empat generasi muda bangsa.
Saat kejadian itu usai, para pejabat dan komnas HAM mengunjungi para korban dan mengatakan akan mengusut kasus ini. Namun ternyata sampai detik ini tidak ada langkah tegas yang diambil pemerintah. Tidak mungkin peperintah melupakan kejadian ini apalagi selalu diperingati tiap tahunnya.

5. Kesimpulan

HAM merupakan hak hidup atau kebebasan setiap individu untuk mengekspresikan segala pendapat dan tindakan yang tidak melanggar hukum. Setiap manusia ingin hak-hak mereka sebagai makhluk hidup terpenuhi. Kita sebagai makhluk hidup atau manusia yang sadar hukum sebaiknya jangan melanggar hak hidup seseorang atau berbuat seenaknya terhadap sesama. Dalam hal ini peraturannya langsung diatur oleh pemerintah dan Komnas HAM itu sendiri. HAM diatur dan dilindungi dalam undang-undang. Segala pelanggaran hak asasi baik yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok, atau negara semuanya akan bisa diadili di Peradilan HAM. Nah, sebagai manusia yang peduli hak asasi dan hak hidup seseorang, baiknya kita bisa menjaga dan menghormati hak hidup seseorang dan tidak menyalahinya. Disisi lain kita juga harus bisa menjaga dan memperjuangkan hak kita sebagai makhluk hidup. Yang paling utama adalah saling menjaga hak asasi dan hak hidup antar manusia.

(Sumber Referensi :
kasusham.blogspot.com/2012/03/kasus-pelanggaran-hak-asasi-manusia-di.html?m=1

makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/2010/03/makalah-hak-asasi-manusia.html?m=1
https://luishalianysp.wordpress.com/2014/08/23/makalah-contoh-kasus-pelanggaran-hak-asasi-manusia-di-indonesia/

Gambar : 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEij_UBqbJSs8954pETiqXHmtIWidUUDLrxeanAAMjpEED7seWdczza3TFdosEgZwdrhUfstY4NbMElG0xbzKPxVXfQS6N8z-kpZKMWMfWOaZs1xjdwxW3M8_MCoFtXuHfynzVeBCRMiK28/s1600/pelanggaran+ham.jpg)