Rabu, 29 Oktober 2014

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL



A.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

Pengertian manusia sebagai makhluk individu adalah seorang manusia tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa ada suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadaannya. Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu yang berusaha menempatkan dirinya di hadapan individu-individu lain yang telah mempunyai pola perilaku yang sesuai dengan norma-norma di tempat ia berada.
Selain itu makhluk individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil.
Manusia juga pasti mempunyai karakteristik sifat yang berbeda-beda. Kepribadian ini biasanya terbentuk dan muncul mulai dari keluarga, saudara, dan teman-teman. Bagaimana kita bergaul pun bisa mempengaruhi setiap karakter manusia. Faktor tersebut membuat manusia berbeda karakter-karakter pribadinya, inilah yang menjadi keunikan setiap manusia. Keberadaannya sebagai makhluk tunggal yang memiliki ciri khas dengan corak kepribadianny, memiliki sifat, watak, keinginan dan cita-cita yang berbeda satu sama lainnya. Menurut Wikipedia, Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

B.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Tidak mungkin manusia secara individu berkembang tanpa ada lingkungan atau tempat untuk berkembang dan berinteraksi. Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin hidup di luar masyarakat. Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki dorongan atau hasrat untuk bermasyarakat. Manusia sebagai makhluk individu bertindak dan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, sedang sebagai makhluk sosial ia harus bertindak sesuai dengan pola masyarakat dan bertanggung jawab serta mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan manusia lainnya di masyarakat. Untuk kepentingan interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang disebut bahasa. Setiap masyarakat tentunya memiliki bahasa.
Setiap manusia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Serta menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor :

            1.      Imitasi yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan keluarga, kemudian lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.
            2.      Indentifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkain proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat mendalam.
            3.      Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan sesorang individu kepad individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
            4.     Motivasi yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
           5.      Simpati adalah proses kejiwaan , dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau kelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
           6.      Empati yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar